Nelayan Minta Aktivitas Bubu Tarik Peto Segera di Hentikan

DAERAH, Kabupaten Rohil1730 Dilihat

Rokan Hilir – (suarapesisirrokan.com) Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) Provinsi Riau, menyambut keluhan para nelayan yang resah terkait aktivitas bebasnya alat tangkap Bubu Tarik Peto dan alat Sondong ikan teri jalan yang dinilai merusak ekosistem laut.

Kehadiran Ketua HNSI Rohil Jaswadi dalam pertemuan singkat di salah satu warung kopi di Bagansiapiapi tersebut dalam menyambut aspirasi nelayan menjadi harapan terakhir agar persoalan tersebut dapat dicari solusi untuk keberlanjutan ekosistem laut yang lebih baik.

” Alhamdulillah, segala keluhan masyarakat nelayan saat ini telah kita tampung untuk dicari solusi bersama, mudah mudahan dalam waktu dekat saran dan masukannya dapat disampaikan kepada instansi berwenang,” Kata Jaswadi, Jum’at (04/07/2025).

Sementara, Enong masyarakat nelayan ikut menyampaikan ucapan terimakasih dan harapan kepada Ketua HNSI Rohil yang respon terhadap persoalan tersebut.

” Sejak tahun 1997 saya sudah bekerja sebagai nelayan, namun persoalan alat tangkap bubu tarik peto baru muncul pada 2022 lalu sudah membuat masyarakat nelayan resah, bahkan kalo hal ini dibiarkan ikan ikan akan habis dan bahkan punah sama sekali,” Kata Enong.

Enong ikut didampingi Wardi, Dedi dan Pi’i ketika berjumpa dengan Ketua HNSI Rohil turut berharap persoalan tersebut dapat didengar langsung dan direspon segera oleh instansi terkait untuk dicari solusi dan jalan keluar demi kebaikan ekosistem laut kedepannya.

Menurut Enong, Alat tangkap Bubu Tarik Peto sudah beraktivitas di laut Sinaboi dan sekitarnya sejak tahun 2022 lalu, dimana alat ini dapat beroperasional dengan bantuan 3 (tiga) unit kapal boat, 2 unit kapal khusus untuk menarik bubu dan 1 unit kapal boat khusus untuk mengambil hasil.

Saat ini, ia menjelaskan, alat tangkap bubu tarik peto sudah beroperasi sekitar sebanyak 15 unit dan 45 unit kapal boat sebagai armada untuk penangkapan.

Adapun jenis alat tangkap bubu tarik peto sendiri seperti jaring namun lebih halus dan memiliki bucu (lorong ikan masuk), tidak jauh berbeda dengan alat sondong ikan berjalan yang juga menjadi keluhan masyarakat nelayan saat ini.

Para nelayan turut berharap agar persoalan ini menjadi titik akhir untuk dapat diperhatikan dan diselesaikan semua pihak, terlebih pemerintah daerah setempat bersama instansi terkait.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *