*Jelang Pilkada 2024, Ketum PC PMII Rohil Ajak Mahasiswa dan Pemilih Pemula Lawan Hoaks*
Bagansiapiapi – (suarapesisirrokan.com) Usai terpilih sebagai mandataris Ketua Umum Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Kabupaten Rokan hilir (PC PMII Rohil) Pada Konferensi Cabang ke-V Pada beberapa hari lalu, Muhammad Khoir Al Ansor ajak Mahasiswa dan Pemilih Pemula untuk bijak dalam bermedia sosial jelang Pilkada 2024.
Pasalnya, Menjelang Pemilu biasanya banyak berita palsu atau informasi bohong (hoaks) melalui media sosial sehingga membuat suasana menjadi panas. Selain itu juga dapat menimbulkan provokasi yang bisa memecah belah ditengah masyarakat khususnya bagi pengguna media sosial.
“Saat ini sudah memasuki tahapan pemilihan umum Kepala Daerah tahun 2024 (Pilkada) sebagaimana kita ketahui, sekarang sudah mulai terlihat simpatisan maupun relawan mensosialisasikan kandidat-kandidatnya di medsos,” kata Ketua Umum PC PMII Rohil terpilih, Rabu (08/05/2024).
Selain itu, Khoir Al Ansor juga mengatakan bahwa, suasana kampanye Pemilihan legislatif beberapa bulan lalu, cukup menjadi tolak ukur untuk saat ini, sebab proses Pemilu sudah mengalami perubahan yang siginifikan terutama dilakukan oleh penggunaan media sosial.
” diKabupaten Rokan hilir sendiri, pengguna media sosial dalam mensosialisasikan kandidatnya meningkat ditambah lagi adanya oknum-oknum tertentu yang menggunakan akun palsu atau bodong untuk menyerang individu tertentu demi tercapainya kepentingan politik menjelang Perhelatan Pilkada 2024 nanti,” Ajaknya
Oleh sebab itu, Khoir Al Ansor mengajak para mahasiswa serta pemilih pemula di Kabupaten Rokan hilir agar bisa memanfaatkan situasi kecanggihan teknologi dan dapat menghindari serta tidak menyebarkan informasi bohong (hoaks) di media sosial juga ditengah masyarakat m
“Kami mengajak teman-teman Mahasiswa dan Pemilih Pemula di tengah kecanggihan teknologi ini bisa manfaatkan dengan sebaik-baiknya, hindari hoaks. Tentunya dengan hoaks-hoaks ini menurut agama juga tidak baik, kalau kita memberikan hoaks yang tidak benar, dibaca oleh sekian ribu atau juta orang itu dosa itu harus dipertanggungjawabkan nantinya,” tutupnya. (RD)